In shaa Allah me & hubby will be celebrating our 33rd birthday in 3 days. This is a poem I made spontaneously after I recovered from a nasty migraine one day.
Just want to "eternalise" it here :)
Enjoy!
**********************************************
Doktor itu suamiku....
Bernikah dengan pelajar perubatan tahun lima,
Bernikah dengan pelajar perubatan tahun lima,
orang
lain lepas bernikah tinggal bersama,
kami tinggal di dua benua.
Airmata tak
usah cerita,
puteri Gunung Ledang pun surrender!
Waktu final exam menjelma,
Waktu final exam menjelma,
kena ambil giliran untuk
cuti
dan bagi moral support untuk si dia.
Tahun pertama tinggal bersama,
Tahun pertama tinggal bersama,
di rumah kecil ,
di
tengah pulau Jawa.
Serba sederhana,
bermotor kapcai ke sini sana.
Makan apa yang ada,
tempe dan tauhu
setiap hari pasti ada,
tapi Alhamdulillah kami bahagia.
Mengharungi zaman houseman memang derita,
Mengharungi zaman houseman memang derita,
kadang
kala 2-3 hari tidak berjumpa,
saat anak kecil merangkak mahukan Abinya,
Abi
tertidur dlm keadaan duduk dek keletihan,
oncall selang sehari saban bulan.
Dah
nasib badan...
Saat bertugas di Jabatan Patologi,
Saat bertugas di Jabatan Patologi,
kadangkala
terasa ngeri,
pukul 12 tengah malam hospital mencari,
katanya "doktor, ada
body",
maknanya "postmortem lagi!"
Rupanya ada hikmah Mamaku berdoa suamiku doktor,
di
depan Kaabah dia meminta,
Alhamdulillah dikabul doa si Ibu tua,
yang mahu yang
terbaik buat anaknya.
Saat hamil anak kedua,
Saat hamil anak kedua,
dugaan demi dugaan datang
menimpa,
premature contraction sudah biasa,
injection dexamethasone Encik Suami
lah yang bagi sentiasa,
agar matang paru-paru bayi yang belum cukup usia.
Saat aku sedih, mengalirkan air mata,
Saat aku sedih, mengalirkan air mata,
dia tahu
bukan tisu yang disua,
tapi inhaler Salbutamol yang diberinya,
bukan apa, takut
asthma melanda!
Bila aku migraine,
Bila aku migraine,
secepat kilat my knight in
shining armour,
bukan menghunus senjata,
tapi picagari dgn ubatnya,
Alhamdulillah dgn IM Voren,
aku kembali ceria.
Itulah suamiku,
Itulah suamiku,
doktor biasa-biasa,
tapi di hatiku,
dia doktor yang luar biasa.
Akulah yang bertuah,
ada doktor oncall sentiasa.
Alhamdulillah Ya Allah.
Thank you kerana Kau kabulkan yang baik-baik sahaja — with Mohd Hafiz Bin Osman.
No comments:
Post a Comment